06 Januari 2009

PREMIUM LANGKA: MOTIF POLITIK?

Pihak Pertamina selakang pemegang hak tunggal distribusi BBM hanya mengatakan kelangkaan dikarenakan macetnya sistem pemesanan dan penebusan BBM yang dioperasikan secara online. Sementara itu, pihak Pertamina Yogyakarta juga tidak bisa memastikan kapan perkiraan distribusi kembali normal. Hingga malam tanggal 5 Januari 2009, belum ada kejelasan apakah pihak Pertamina telah memasok kembali premium di SPBU. Bukan persoalan profesionalisme atau tanggungjawab, akan tetapi inilah kekacauan terbesar sejak dimulainya rejim orde baru. Sebelumnya, pihak pemerintah sendiri sudah menjamin apabila pasokan BBM ‘Aman’ hingga 15 hari ke depan. Nampaknya, tidak hanya SBY sebagai Presiden RI yang perlu dievaluasi untuk mendapatkan nilai merah, akan tetapi seluruh pejabat di urusan migas, termasuk pejabat di lingkungan Pertamina.

Kelangkaan Premium di Jogja
Dari sumber Kedaulatan Rakyat tanggal 4 Januari 2009, sedikitnya terdapat 7 SPBU yang sejak Jumat (2 Januari 2009) sudah kehabisan stok. SPBU yang dimaksud adalah:
SPBU Dukuh (Desa Tridadi)
SPBU Mlati
SPBU Medari
SPBU Mulungan (Desa Sendangadi - Mlati)
SPBU Jl Sultan Agung
SPBU Ngampilan
SPBU Gejalan
dan beberapa SPBU lainnya di Jogjakarta. Jika tidak mendapatkan kejelasan/kepastian tentang pasokan, maka besar kemungkinan kelangkaan akan merata di seluruh Jogja. Kehabisan stok tidak hanya dijumpai di SPBU, akan tetapi tidak sedikit pula pengecer premium yang juga belum mengisikan stoknya.

Kelangkaan Premium di Daerah Lain
Kalimantan Selatan
Kelangkaan premium di Propinsi Kalimantan Selatan sudah terjadi sejak tanggal 3 Januari 2009 lalu. Kelangkaan premium ini terjadi di sejumlah SPBU di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura.
Kabupaten (Karesidenan) Kediri dan Sekitarnya
Kelangkaan bensin jenis premium terjadi awal Januari 2009. Terakhir kali berita yang diperoleh dari Detikcom menyebutkan jika kelangkaan masih terus terjadi hingga hari kelima (5 Januari 2009). Kelangkaan terutama terjadi untuk jenis premium dan solar di daerah wilayah perkotaan daerah-daerah sekitar seperti Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek.
Kabupaten Cirebon
Kelangkaan premium juga terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya. Tidak berbeda dengan daerah-daerah lain yang mengalami kelangkaan, habisnya persediaan premium sudah terjadi sejak awal bulan Januari 2009. Selain di sejumlah SPBU di Cirebon, kelangkaan juga ditemukan di sejumlah SPBU di Kabupaten Indramayu.
Jabodetabek
Diberitakan melalui Kompas (4 Januari 2009), kelangkaan premium terjadi di sebanyak 50 SPBU di kawasan Jabodetabek sejak awal Januari 2009.
Selain kelangkaan terjadi di daerah-daerah yang disebutkan di atas, kelangkaan juga terjadi di wilayah Sulawesi (Palu dan Manado) dan beberap wilayah di Kawasan Timur Indonesia.

Evaluasi Kinerja
Permasalahan yang seharusnya dipertanyakan terkait dengan kelangkaan premium di sejumlah daerah, yaitu apakah kelangkaan premium tersebut sebagai sesuatu yang bersifat kendala teknis atau terdapat unsur kesengajaan? Melihat situasi persaingan politik yang cukup panas menjelang Pemilu 2009 yang tinggal beberapa bulan lagi, tidak tertutup kemungkinan apabila kelangkaan premium adalah sesuatu tindakan yang disengaja.

Sebelum kelangkaan di awal Januari 2009, telah terjadi kelangkaan premium di sejumlah SPBU menjelang pengunguman pemerintah untuk menurunkan harga premium yang kedua di bulan Desember 2008. Kelangkaan ketika itu dikarenakan kesengajaan pihak SPBU yang tidak menerima lagi pasokan BBM hingga dikeluarkannya pengumuman penurunan tarif premium.

Dari pernyataan pemerintah baik yang disampaikan sendiri oleh pemerintah maupun melalui pihak Pertamina, kelangkaan premium sejak awal Januari 2009 dikarenakan kendala teknis, yaitu disfungsi sistem pembayaran dan penebusan premium secara online. Sementara itu, dari pihak pemerintah sendiri mengatakan apabila persediaan premium cukup untuk 15 hari ke depan. Beberapa pihak mengatakan apabila kendala teknis yang disampaikan oleh pihak Pertamina sebagai dalih untuk menutupi ketidakmampuan dalam mendistribusikan energi kepada rakyat. Sebagai salah satu institusi yang sarat dengan teknologi dan didukung pula dengan sumberdaya manusia yang terbaik, sudah semestinya Pertamina mempersiapkan rencana sistem cadangan untuk mengantisipasi apabila sistem utama mengalami gangguan. Apalagi sistem online yang baru diterapkan pada tanggal 1 Januari 2009 adalah sistem pembayaran terbaru.

Dengan melihat kapasitas organisasi dan teknologi yang dimiliki oleh Pertamina, ketidakmampuan dalam mengantisipasi kendala sangat disangsikan. Dari sini bisa dilihat suatu pendugaan apabila kelangkaan premium di awal tahun 2009 adalah sesuatu yang disengaja. Jika memang disengaja, apakah sesungguhnya motifnya?

Motif yang pertama adalah motif politik. Sudah sejak lama institusi seperti Pertamina menjadi ‘Sapi Perahan’ partai-partai politik yang menguasai pemerintahan. Dengan mengurangi distribusi premium, maka akan memperpanjang cadangan persediaan premium hingga beberapa hari ke depan. Itu berarti akan semakin menghemat pengeluaran Pertamina untuk produksi. Secara politis, dengan membuat langka suatu barang, maka nilai barang tersebut akan semakin tinggi. Jika saja persepsi nilai barang semakin tinggi, maka kondisi ini akan mengurangi tuntutan untuk menurunkan harga barang tersebut. Tentunya kelangkaan premium memiliki keterkaitan pula dengan isu harga premium yang akan turun pada bulan Januari 2009.

Secara psikologis, dengan menahan distribusi premium, maka akan memberikan tambahan keuntungan spekulatif bagi Pertamina. Selain dapat mengurangi biaya produksi jangka pendek, juga akan mengurangi berkurangnya keuntungan apabila harga premium diturunkan lagi. Bisa dikatakan upaya untuk menahan distribusi ini dimaksudkan untuk mengurangi tekanan secara politis atas tuntutan masyarakat yang menginginkan turunnya harga BBM. Sekalipun berpotensi tinggi merugikan popularitas SBY ataupun JK, akan tetapi dengan mengeluarkan pernyataan yang tepat, maka kerugian politik dapat sedikit dikurangi.

0 comments:

Posting Komentar