27 Juli 2012

Republik BlackBerry: Apakah Pantas?

Pengguna BlackBerry tentu akan sangat bangga dan senang membaca tajuk dan judul di atas. Gelar republik atau negara Blackberry sudah sepantasnya disandangkan ke masyarakat (konsumen smartphone) Indonesia. Negara BlackBerry atau BlackBerry Nation sebenarnya sudah pernah terucap oleh petinggi RIM (Research in Motion) di Kanada terhadap Indonesia. Sejauh mana kita masyarakat atau konsumen Indonesia pantas mendapatkan julukan tersebut?

Penjualan Gadget RIM Terbesar
Terhitung sejak tahun 2005 lalu, Indonesia sudah bisa disebut negara yang paling banyak menggunakan produk RIM (BlackBerry). Pada tahun tersebut, jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia telah menyalip jauh di atas jumlah pengguna BlackBerry di Amerika Serikat. CEO RIM yang belum lama diangkat di awal tahun 2012 lalu agak malu menyebutkan nama Indonesia. Baru setelah mendapatkan tekanan eksternal di bursa efek WallStreet, salah satu CEO berujar Indonesia merupakan pasar terbesar penjualan produk BlackBerry di dunia.

Sebutan ‘BlackBerry Nation’ sendiri terucap dari salah satu petinggi RIM setelah mengetahui adanya kericuhan penjulan BB pada akhir tahun 2011 (BBC News, March 29th, 2012, 15.03 GMT). Kejadian tersebut terjadi mendapatkan respon dari berbagai media asing dengan menyebutkan istilah ‘BlackBerry Nation’ bagi Indonesia (Tribun News, 27 November 2011, 14.15 WIB). Atas kejadian tersebut, petinggi RIM di Kanada menaruh harapan besar bagi konsumen Indonesia yang dianggap mampu mendongkrak harapan dan optimisme RIM di tahun 2012 (DetikNet, 31 Mei 2012, 16,35 WIB). RIM masih memiliki pelanggan loyak di seluruh dunia, tetapi konsumen Indonesia yang dianggap paling memberikan andil membuat perusahaan yang bermarkas di Kanada tersebut masih eksis hingga saat ini.


Antre Pembelian BlackBerry Bellagio di Jakarta (Kompas, 25 November 2011)

Jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia pada tahun 2011 lalu diperkirakan telah mencapai di atas 5 juta pengguna (DetikNet, 26 Juli 2012, 18.49). Angka yang cukup fantastis, jika dibandingkan dengan India dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar, tetapi hanya memiliki jumlah pengguna sekitar 1,3 juta pengguna BlackBerry.Di bulan Mei 2012 lalu, pangsa pasar (market share) BlackBerry di Indonesia telah menempati posisi 54% yang berarti menjadi smartphone paling banyak dibeli masyarakat Indonesia.

Apa Yang Diberikan RIM Untuk Indonesia?
Sejauh ini, RIM hanya bisa mendirikan kantor perwakilannya di Jakarta dan pusat pelayanan terpadu di Jakarta dan Bandung. Kantor perwakilan itu pun hanya menyewa gedung (ruang perkantoran). Tidak seperti menggambarkan kantor perwakilan di negara pengguna produk RIM terbesar di dunia. Keberadaan kantor perwakilan tersebut muncul setelah ada desakan dari Kementrian Kominfo RI. Gagasan untuk mendirikan akademi atau sekolah teknologi informasi khusus belum pula bisa terwujud. Pusat pelayanan terpadu di Jakarta dan Bandung didirikan untuk mengantisipasi banyaknya pengguna produk RIM di kedua wilayah tersebut.

Sejak tahun 2006, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mengajukan permintaan kepada pihak RIM untuk membuat pabrik perakitan BlackBerry di Indonesia. Berulangkali permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi dengan berbagai alasan teknis. Permintaan pemerintah Indonesia sangat masuk akal, karena sejak tahun 2005, Indonesia adalah pengguna produk RIM paling banyak di dunia. Pada akhirnya, RIM memutuskan untuk mendirikan pabrik perakitan BlackBerry di Malaysia (Penang), serta sudah beroperasi pada tahun 2010. Ironisnya, Malaysia bisa dikatakan paling sedikit memiliki jumlah pengguna produk RIM yang sebagian besar dikuasai oleh pasar smartphone berbasis Android dan iOS.

Mengenai permintaan untuk memindahkan atau menempatkan server di Indonesia juga tak kalah peliknya. Berulangkali pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kominfo RI meminta RIM untuk menempatkan server data atau layanan servernya di Indonesia. Pemerintah Indonesia masih menggunakan alasan yang sama, yaitu fakta jumlah pengguna terbesar di dunia. Alasan lain mengenai server, karena isu keamanan yang tidak bisa diterobos oleh otoritas keamanan di Indonesia (kasus teroris di Mumbay, India). Sekali lagi, RIM tidak memberikan tanggapan atas permintaan pemerintah Indonesia tersebut. Berulangkali pula pihak otoritas keamanan di dalam negeri meminta akses data, tetapi selalu mendapatkan penolakan. Alhasil, pada tahun 2012 ini, RIM membangun server data di India atas tekanan pemerintah India (DetikNet, 21 Februari 2012, 12.36 WIB). Setahun sebelumnya, RIM sudah lebih dulu membangun server pendukung (router) di Singapura (Kompas Techno, 9 Desember 2011, 10.00 WIB).

Pakar teknologi informasi, Onno W Purbo pernah merekomendasikan kepada pemerintah agar meminta RIM mendirikan sekolah khusus di Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi fakta apabila Indonesia yang paling banyak mengirimkan finalis dalam ajang lomba inovasi pengembang atau RIM Development Contest (Devcon). Sekolah teknologi tersebut akan memiliki fungsi yang cukup luas, bukan hanya untuk keperluan teknologi produk RIM, melainkan teknologi informasi smartphone secara keseluruhan. Sayangnya, sekalipun usulan tersebut telah disampaikan ke pihak RIM di Kanada, hingga saat ini belum ada kepastian atau konsep yang jelas mengenai realisasinya di masa mendatang.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan, apabila RIM tidak banyak memberikan sesuatu yang berarti bagi Indonesia, kecuali tetap membiarkan masyarakat Indonesia menjadi konsumennya.

Belajar Dari Masyarakat Korea Selatan
Korea Selatan merupakan salah satu negara industri maju di Asia yang memiliki nama-nama perusahaan kelas dunia. Sebut saja, seperti Samsung, Hyundai, Daewoo, Kymco, dan lain sebagainya yang produknya tersebar di berbagai penjuru dunia. Bisa dikatakan mereka sudah mendunia di segala bidang, mulai dari kebudayaan, teknologi, hingga teknologi militer. Sekalipun sudah lama menjadi sebuah negara, tetapi Korea Selatan baru bisa dikatakan mulai mengejar ketertinggalan setelah Perang Korea. Baru setelah 30 tahun kemudian Korea Selatan mulai mencatatkan namanya sebagai salah satu Macan Asia yang sejajar dengan Jepang. Korea Selatan yang bisa dikatakan tidak memiliki sumber daya alam itu bisa dikatakan telah menjadi negara yang mandiri di segala bidang.

Kesuksesan bangsa Korea Selatan menjadi Macan Asia tidak terlepas dari dukungan sikap moral masyarakatnya. Di Seoul (ibukota Korea Selatan), akan sangat sulit untuk menemukan produk-produk merek lain, kecuali produk buatan negara itu sendiri. Masyarakat Indonesia mungkin masih ingat dengan kedatangan Super Junior (Suju) beberapa waktu yang lalu. Super Junior merupakan produk dari hasil kampanye kemandirian nasional mereka yang sudah ditanamkan sejak lama. Seluruh produk-produk Korea Selatan dibesarkan sendiri oleh masyarakat mereka sendiri. Sebut saja, mulai dari drama Korea, film Korea, musisi Korea, Samsung, Hyundai, Foxconn, dan lain sebagainya. Masyarakat di Korea Selatan punya cara berpikir, “Jika bisa membuat sendiri, mengapa harus bergantung pada impor?”. Perlu diketahui, apabila Korea Selatan termasuk negara yang menganut prinsip neoliberal.

Kemandirian Nasional Adalah Pilihan
Platform nasional untuk mewujudkan kemandirian sesungguhnya sudah diperkenalkan sejak oleh para bapak pendiri republik ini. Gagasan tersebut sempat dituangkan ke dalam konsep kemandirian yang disebut negara yang berdiri di atas kaki sendiri atau “Berdikari”. Tidak berlebihan dan sangat masuk akal ketika para bapak mengkonsepkan gagasan tersebut. Indonesia memiliki cukup banyak sumber daya dalam jumlah yang melimpah yang dapat menjadi modal untuk menjadi negara industri maju.

Mengenai teknologi smartphone, bangsa Indonesia sebenarnya cukup mampu untuk membuatnya sendiri. PT INTI adalah salah satu BUMN yang sekarang ini mendapatkan kepercayaan untuk merakit sejumlah seri smartphone maupun tablet berbasis Android (DetikNet, 24 April 2012, 09.43 WIB). Tidak hanya itu, PT INTI mendapatkan kepercayaan pula untuk bermitra merakit smartphone merek impor yang berbasis Android. Kualitasnya masih tergolong low-end, tetapi setidaknya menjadi bukti apabila Indonesia setidaknya sudah memiliki basis industri teknologi informasi (Kabar BUMN, 27 Juli 2012). Pembaca bisa mengunjungi salah satu posting tentang produksi smartphone oleh PT INTI (klik di sini untuk masuk ke posting PT INTI).


Sumber: Kabar BUMN

Tahun 2000 bisa dikatakan dimulainya persaingan handphone di Indonesia yang berasal dari berbagai merek. Ketika itu, Nokia adalah handphone yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Samsung turut pula masuk ke dalam pasar pesaingan, tetapi produknya kurang begitu diminati, karena bentuknya yang dianggap kaku, serta fiturnya yang masih kurang atratif. Agar diketahui oleh pembaca, Samsung di masa itu kalah populer dibandingkan merek handphone yang harganya lebih mahal, seperti Motorolla ataupun Sony (Jepang). Sekalipun demikian, Samsung masih tetap menjadi ponsel nomor satu di Korea Selatan, bahkan lebih unggul daripada seri Nokia yang harganya lebih murah. Akhir tahun 2011 lalu, Samsung menempatkan dirinya mengalahkan pesaing terdekat smartphone, yaitu iPhone (Apple).

Sungguh ironis apabila berbicara mengenai kemandirian nasional di kalangan pejabat publik dari pusat hingga daerah. Mereka semua adalah client RIM yang paling loyal, bahkan hingga seluruh keluarga mereka. Sulit rasanya mengharapkan bisa melihat pejabat publik menggunakan smartphone buatan lokal. Tidak sedikit dari anggota DPR RI pernah ditemukan mengenakan jenis BlackBerry Porche yang harganya mencapai di atas Rp 32 juta. Salah satu politikus dari parpol penguasa dan sekaligus pejabat legislatif (DPR RI) ditemukan membagi-bagikan (gratis) BlackBerry kepada pendukungnya. Semakin ironis lagi, salah satu anggota keluarga Presiden RI menjadi public figure iklan BlackBerry Indonesia. Sayangnya pula, produk smartphone dan tablet keluaran BUMN PT INTI justru tidak dipromosikan oleh menterinya yang lebih senang memamerkan BlackBerry.

Konsumen atau masyarakat bebas untuk memilih apapun yang dianggap rasional dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu pula dengan kemandirian nasional adalah suatu pilihan. Onno W Purbo pernah berujar, apabila bangsa Indonesia diyakin mampu untuk menjadi bangsa yang besar, bukan menjadi bangsa konsumen. Jika kita mau merenungkan kembali, Indonesia sedikit pun tidak memiliki icon nasional yang menjadi icon dunia. Malaysia boleh berbangga dengan nama Petronas yang menjadi salah satu sponsor utama balap bergengsi Formula 1 maupun MotoGP. Thailand boleh pula berbangga dengan logo Red Bull yang ditemukan di berbagai penjuru dunia. Thailand pula sudah memiliki Thai Boxing yang kini menjadi simbol olah raga kick boxing dunia. Singapura dengan patung singa sudah sejak lama menjadi icon internasional. Sekedar informasi saja, Indonesia memiliki seluruh bahan baku yang diperlukan untuk membangun industri smartphone. Indonesia pula yang selama ini turut memasok bahan baku pembuatan prosesor, komponen elektronika, baterai lithium, dan masih banyak komponen industri teknologi lainnya. Sekali lagi, kemandirian adalah mengenai pilihan.

6 comments:

Anonim mengatakan...

Sata bangga tidak pernah membeli dan menggunakan blackberry

Elsa mengatakan...

"Indomie" itu juga terkenal di luar negeri loh....

The best ramen / instant noodle in the world :-)

Tapi untuk smartphone, kayaknya saya masih belum percaya merek lokal deh - Nexian, Polytron, etc.

Ditunggu taring dari produsen lokal.

Anonim mengatakan...

saya bekerja di korea selatan,,,,,

masih banyak produk dari china dan negara asia lainya.

Unknown mengatakan...

Memang Indonesia itu selalu dimanfaatkan sebagai pangsa pasar produk impor karena tidak ada pesaing dari merk dalam negeri yang dapat di andalkan. Coba deh kalau di sekolah sekolah diperkenalkan mata pelajaran tentang membuat HP, Membuat Kompor Gas, Membuat Speaker, membuat Sepeda Motor, Membuat Mobil, Membuat Arloji dll pasti Indonesia suatu hari nanti akan menjadi negara industri kreatif dan mandiri. Kaalau saya dengar di China sepeda motor itu di rakit di rumah rumah ( Home Industry ) kenapa kita tidak mencoba minimal kita mampu buat skuter murah non import sehingga uang kita untuk kita juga. Oke ya bang...

Anonim mengatakan...

Dari hasil bumi sampe hasil keringet di embat juga yah?
Lebih baik kita beli produk dalam negeri untuk makmurkan masyarakat kita sendiri!
Ga kalah kok kualitasnya

Unknown mengatakan...

KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka [8552] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 870 JUTA , wassalam.


dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


1"Dikejar-kejar hutang

2"Selaluh kalah dalam bermain togel

3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..







Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D



DAN PESUGIHAN TUYUL

Posting Komentar